Pages

Powered By Blogger

Kamis, 07 Juli 2011

TENTANGKU

Tentang Ku..
Aku seorang gadis biasa,
aku hidup dalam
kesederhanaan, dengan
anggota keluarga yang
saling menyayangi..
Aku seorang gadis biasa
yang mencari jati diri
bagaimana sebenarnya
diriku ini..
Aku seorang gadis biasa
yang banyak ingin tahu..
Aku seorang gadis biasa
yang mudah labil..
Aku seorang gadis biasa
yang sering berubah-
ubah..
Aku seorang gadis biasa
yang sudah dewasa tapi
belum dewasa..
Aku seorang gadis biasa
yang menyatukan logika
dan perasaan..
Aku seorang gadis biasa
yang mempunyai satu
titik lemah yang dapat
langsung
melemahkanku. .
Aku seorang gadis
biasa....

Minggu, 03 Juli 2011

GEMPA BUMI DAN ANTISIPASINYA


ABSTRAK
TIESA SA'ADATUL LAYALIE, 2011. ''GEMPA BUMI DAN ANTISIPASINYA''. Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi.
Gempa bumi terjadi diawali oleh akumulasi stress sekitar batas lempeng, sehingga aktifitas gempa banyak disini. Walaupun konsentrasi akumulasi stress akibat tabrakan lempeng berada disekitar batas lempeng, akibatnya bisa sampai jauh bisa sampai beberapa ratus kilometer dari batas lempeng karena ada perlimpahan stress di kerak bumi, sehingga ada daerah aktif gempa diluar pertemuan luar lempeng.
Lasus besar Sumatera umpamanya adalah sesar yang dibentuk oleh pelimpahan stress lempengan tabrakan Indo-Australia dengan Eurasia dengan sudut tabrakan miring terhadap garis batas. Lemiring ini menimbulkan sesar Sumatera dimana konsentasi akumulasi stress atau pusat-pusat gempa di daerah ini.
Gempa Bumi adalah getaran yang terjadi di permukaan bumi. gempa bumi biasanya disebebkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa juga digunakan untuk menunjukan daerah asal terjadinya gempa tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan lapisan kulit bumi.
Lapisan kulit bumi dengan ketebalan 100 km mempunyai temperatur relative jauh lebih rendah dibandingkan dengan lapisan dalamnya ( mantel dari inti bumi ) sehingga terjadi aliran konveksi dimana massa dengan temperatur tinggi mengalir ke daerah temperatur rendah atau sebaliknya. Teori aliran konveksi ini sudah lama berkembangkan untuk menerangkan pergeseran lempeng tektonik yang menjadi penyebab utama terjadinya gempa bumi tektonik. Disamping itu kita kenal juga gempa vulkanik, gempa runtuhan, gempa imbasan, dan gempa buatan. Gempa vulkanik disebabkan oleh desakan magma ke permukaan bumi, gempa runtuhan banyak terjadi di pegunungan yang runtuh, gempa imbasan biasanya terjadi di sekitar DAM karena fluktuasi air dam, sedangkan gempa buatan adalah gempa yang dibuat oleh manusia seperti ledakan nuklir atau ledakan untuk mencari bahan mineral. Skala gempa tektonik jauh lebih besar dibandingkan dengan jenis gempa lain sehingga efeknya lebih banyak terhadap bangunan.

 
BAB I
PENDAHULUAN

     Sampai saat ini bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat mendukung kelangsungan hidup seluruh makhluk, diantara planet-planet anggota tata-surya lainnya. Oleh karenanya pengetahuan mengenai bumi dianggap sangat vital guna kelangsungan hidup penghuninya termasuk manusia.
     Di jagat raya ini masih banyak pengetahuan yang belum kita kuasai, termasuk pengetahuan mengenai gempa bumi dan cara memprediksinya. Dari hal ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa ruang lingkup ilmu kita masih sangat kecil bila dibandingkan dengan luasnya jagat raya.
     Ini juga merupakan bukti bahwa Allah Maha Besar, Maha Mengetahui atas segalanya dan kita tidak sepatutnya sombong dengan pengetahuan kita yang sangat sedikit ini.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN DAN PENYEBAB TERJADINYA GEMPA
Gempa merupakan getaran yang terjadi karena gerakan batuan yang melewati batas kelentinag atau kelenkungannya. Jika batas kelentingan tersebut terlampaui maka akan menghasilkan sebuah getaran. Gempa bumi adalah getaran pada permukaan bumi yang disebabkan oleh tenaga dari dalam bumi. Berdasarkan terjadinya, gempa bumi dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu gempa vulkanik, gempa runtuhan, dan gempa tektonik.
1.      Gempa Vulkanik
Gempa vulkanik adalah gempa yang terjadi karena adanya aktivitas gunung api. Aktivitas gunung api menimbulkan getaran pada wilayah sekitarny. Getaran tersebut biasanya tidak seluas getaran yang ditimbulkan oleh gempa tektonik. Karena terjadi pada saat adanya aktivitas gunung api, maka peristiwa gempa vulkanik tidak sesering gempa tektonik. Gempa vulkanik hanya sekitar 7% dari jumlah gempa yang terjadi di dunia.
Sebab-sebab terjadinya gempa vulkanik adalah sebagai berikut:
a.       Tumbukan antara magma dengan dinding-dinding gunung api
b.      Tekanan gas pada letusan yang sangat kuat
c.       Perpindahan mendadak dari magma di dalam dapur magma.
2.      Gempa Bumi Tektonik
Gempa tektonik ada;lah gempa yang terjadi akibat tumbukan lempeng-lempeng litosfer. Pada saat dua lempeng bertumbukan dan bergesekan, maka pada bidang batas lempeng tersebut terjadi pelengkungan dan terjadi tegangan. Jika pelengkungan dan tegangan tersebut melampaui day lentingnya, maka tenaga yang tersimpan pada saat terjadinya pelengkungan dan terjadi tegangan. Jika pelengkunagan dan tegangan tersebut melampaui daya lentingnya, maka tenaga yang tersimpan pada saat terjadinya pelengkungan dan tegangan akan dilepaskan untuk mencapai keseimbangan. Proses untuk melepaskan tegangan dan mencari keseimbangan baru tersebut menimbulkan getaran.
Gempa  tektonik disebut juga gempa dislokasi. Gempa tektonik terjadi jika terbentuk patahan-patahan yang baru, atau terjadi pergeseran-pergeseran di sepanjang patahan akibat ketegangan di dalam kerak bumi. Gempa tektonik meliputi 90% dari seluruh gempa yang terjadi di bumi.
3.      Gempa bumi runtuhan/Tanah Terban
Gempa longsoran/gempa runtuhan adalah gempa yang terjadi akibat longsor atau runtuhnya tanah perbukitan atau gua kapur. Kerena volumetanah yang longsor terbatas maka getarannya pun relative kecil dan tidak begitu berbahaya. Gempa runtuhan/tanah terban ini jarang sekali terjadi dan hanya menempati 3% dari jumlah gempa yang terjadi.
Gempabumi jenis ini  banyak terjadi di daerah yang terdapat banyak rongga-rongga di bawah tanah, misalnya sebagai berikut:
a.       Daerah kapur yang banyak sungai-sungai atau gua-gua di bawah tanah yang tak sangggup lagi menahan atap gua.
b.      Daerah pertambangan yang banyak terdapat rongga-rongga di bawah tanah untuk mengambil bahan tambang. Pada daerah ini sering terjadi tanah terban.
4.      Gempa Bumi Buatan
Gempa  bumi  buatan diakibatkan oleh percobaan nuklir. Percobaan nuklir dalam tanah juga dapat menimbulkan getaran yang bias menyebabkan gempa bumi. Gelombang gempa bumi ini bias menjalar di dalam bumi sehingga bias terekam oeh seismograf, meskipun tidak bias dirasakan oleh manusia.
B.     KLASIFIKASI GEMPA
Kekuatan gempa di suatu daerah selain dipengaruhi oleh jaraknya pusat gempa ke atas permukaan bumi (episentrum) juga sangat tergantung pada kekuatan gempa itu sendiri dan kedalaman pusat gempa di dalam bumi (hiposentrum). Makin dangkal hiposentrumnya, maka kuat gempa yang dirasakan di permukaan bumi.
1.      Klasifikasi Gempa Bumi Berdasarkan Kedalaman Hiposentrum
Hiposentrum adalah pusat gempa yang terletak jauh di dalam bumi. Adapun titik/daerah di permukaan bumi yang terletak tegak lurus di atas hiposentrum disebut episentrum. Episentrum merupakan daerah yang paling terpengaruh getaran gempa sehingga menimbulkan kerusakan paling parah.
Berdasarkan jarak pusat gempanya, gempa bumi dibedakan menjadi tiga, yaitu gempa dalam, gempa bumi menengah, dan gempa bumi dangkal.
a.       Gempa bumi dalam
Gempa bumi dalam adalah gempa bimi yang hiposentrumnya berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi. Gempa bumi dalam pada umumnya tidak tidak terlalu membahayakan meskipun getarannya dirasakan di permukaan bumi. Beberapa tempat di Indonesia yang pernah mengalami gempa bumi dalam antara lain  di bawah Laut Jawa, Laut Flores, dan Laut Sulawesi.


b.      Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60-300 km di bawah permukaan bumi. Gempa bumi menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa jika dibandingkan dengan gempa bumi dalam. Beberapa tempat di Indonesia yang pernah mengalami gempa bumi menengah antara lain di sepanjang Pulau Sumatera bagian barat, Pulau Jawa bagian selatan, sepanjang Telik Tomini, Laut Maluku, dan Kepulauan Tenggara.
c.       Gempa bumi dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km di bawah permukaan bumi. Gempa bumi dangkal pada umumnya menimbulkan kerusakan yang besar. Di Indonesia yang pernah mengalami gempa bumi dangkal adalah Pulau Bali dan Pulau Flores.
2.      Klasifikasi Gempa Bumi Berdasarkan Gelombang/Getaran Gempa
a.       Gelombang Longitudinal
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang berasal dari pusat gempa dan merambat dengan kecapatan antara 7-14 km/detik. Gelombang ini juga disebut gelombang primer karena merupakan gelombang pertama yang dapat dirasakan.
b.      Gelombang Transversal (Gelombang Naik Turun)
Gelombang sekunder (gelombang trasversal)adalah gelombang atau getaran yang merambat, separti gelombang primer dengan kecapatan yang sudah berkurang, yakni 4-7 km/detik. Getaran ini juga berasal dari hiposentrum. Gelombang sekunder tidak dapat merambat melalui lapisan air.
c.       Gelombang Panjang
Gelombang panjang adalah gelombang yang berasal dari pusat gempa bumi dangkal (episentrum) dan bergerak melalui permukaan bumi dengan kecapatan 3-4 km/detik. Gelombang ini merupakan gelombang yang paling akhir dan paling banyak mengakibatkan kerusakan di permukaan bumi.
C.     SKALA KEKUATAN GEMPA BUMI
Untuk mencatat getaran gempa, digunakan peralatan yang disebut seismograf. Dari pencatatan seismograf, diperoleh hasil catatan tentang getaran berupa grafik yang disebut seismogram. Ilmu yang mempelajari tentang gempa disebut seismologi.
Getaran gempa bumi merambat sebagai gelombang sesuai dengan syarat-syaratdi dalam ilmu fisika. Perambatan gelombang gempa dapat disamakan dengan gelombang yang terjadi karena sebuah batu dijatuhkan ke dalam air. Di tempat jatuhan batu, gelomnbang air yang ditimbulkannya lebih besar. Demikian pula halnya dengan gempa , pada tempat-tempatyang terleak dekat pusat gempa, getarannya tera lebih kuat. Makin jauh  pusat gempa getarannya semakin lemah. Sumber gempa bumi yang terletak di dalam bumi disebut hiposentrum (asal mula gempa), sedangkan daerah yang tegak lurus di atas hiposentrum disebur episentrum (pusat gempa di permukaan bumi). Kekuatan gempa tidak selalu sama walaupun gempa tersebut terjadi dalam satu daerah.
Skala kekuatan gempa bumi diukur berdasarkan kuat atau lemahnya getaran. Kuat atau lemahnya getaran dapat dilihat dari fenomena tingkat kerusakan lingkungan di sekitar sumber gempa bumi.
Kekuatan gempa bumi umumnya dinyatakan dengan skala Richter. Skala Richter didasarkan pada alat pengukur gempa bumi, yakni Seismograf Wood Anerson. Hasil pengukuran alat pengukur gempa bumi dengan cepat dapatdiketahui berapa kekuatan grempa dan jarak antara lokasi pengamatan dan sumber gempa bumi.
Skala kekuatan gempa bumi sesungguhnya tidak hanya skala Richter saja, tetapi masih ada skala kekuatan gempa bumi lainnya, yakni skala Mercalli dan skala Omori. Perbedaan dari beberapa skala kekuatan gempa tersebut adalah untuk skala Richter secara umum kekuatabn gempa bumi diukur berdasarkan getaran magnitude, sedangkan untuk skala Mercalli dan skala Omori keduanya hamper mirip, yakni berdasarkan tahapan yang dengan intensitas gempa.
1.      Skala Kekuatan Gempa Bumi Menurut C. F. Richter
C.F. Richter adalah seorang ahli sesimologi bangsa Amerik Serikat yang pada tahun 1935 menyuun skala gempa bumi berdasarkan magnitude (ukuran besarnya gempa). Richter menggunakan klasifikasi angka 0 sampai 8. Semakin besar angka semakin besar magnitudonya.
Table kekuatan gempa bumi menurut C. F. Richter
No.
Magnitudo
Cirri-ciri/ Akibat
1
2,0 – 3,4
Tidak dapat dirasakan oleh manusia, tetapi dapat direkam oleh seismograf
2
3,5 – 4,2
Hanya dapat dirasakan oleh sebagian kecil orang
3
4,3 – 4,8
Getaran dapat dirasakan oleh banyak orang
4
4,9 - 5,4
Getarannya dirasakan oleh semua orang
5
5,5 – 6,1
Terdapat sejumlah kecil bangunan yang rusak
6
6,2 – 6,9
Bangunan banyak yang rusak
7
7,0 – 7,3
Kerusakan bangunan lebih besar, bangunan runtuh, rel kereta api bengkok
8
7,4 – 7,9
Terjadi kerusakan yang hebat
9
>8,0
Terjadi kerusakan total, semua bangunan runtuh, peristiwanya tergolong bencana besar

2.      Skala Kekuatan Gempa Bumi Menurut Mercalli
Mercalli pada tahun 1931 menyusun skala bumi berdasarkan skala intensitas gempa. Intensitas gempa di suatu tempat adalah kekuatan gempa ditaksir berdasarkan efek geologis dan efeknya terhadap bangunan-bangunan dan manusia. Skala Mercalli disusun dengan emnggunakan angka romawi I sampai X.
Table kekuatangempa bumi menurut Mercalli
No.
Intensitas
Klasifiksai secara imum
1
I
Getaran tidak tidak dapat dirasakan oleh semua orang, kecuali oerang-orang yang sangat peka terhadap getaran
2
II
Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda ringan yang tergantung bergoyang
3
III
Getaran dirasakan nyata di dalam rumah, terutama lebih satu lantai. Kendaraan yang berhenti agak bergerak
4
IV
Getaran dirasakan oleh setiap penduduk. Barang banyak yang berjatuhan, tiang tampak bergoyang dan bandul jam dinding berhenti
5
V
Getaran dirasakan oleh setiap penduduk dan pada umumnya terkejut. meja dan kursi bergarak, cerobong asap pabrik rusak.
6
VI
Getaran terasa agak kuat dan setiap orang keluar rumah. Bangunan banyak yang rusak, cerobong pabrik pecah dan getaran dirasakan oleh orang yang sedang naik kendaraan
7
VII
Getaran terasa kuat. Dinding bangunan dapat lepas dari rangka rumah dan meja kursi terlempar, orang yang sedang naik kendaraan terganggu keseimbangannya
8
VIII
Getaran terasa sngat kuat. Kerangka rumah banyak yang lepas, rumah tampak bergeser, instalasi air minum banyak yang putus.
9
IX
Getaran terasa dahsyat. Bangunan roboh, jembatan putus, rel kereta api semua melengkung, pipa dalam tanah bengkok
10
X
Getaran sangat dahsyat. Bangunan hancur, permukaan tanah bergelombang, banyak benda-benda terlempar ke udara

3.      Skala Kekuatan Gempa Bumi Menurut Omori
Skala gempa menurut Omcara umum hamper mirip dengan skala kekuatan gempa yang dtulis oleh Mercalli.
Di Indonesia terdapat beberapa kawasan yang tidak stabil dan secara berkala mengalami perubahan baik yang disebabkan oleh tektonisme maupun vulkanism. Jika kita perhatikan dengancermat tentang kondisi gunung api di Indonesia, pada umumnya gunung api di wilayah Negara kita termasuk pegunungan api muda. Gunung api di Indonesia secara umum posisinya berderet yang merupakan jalur gunung api dan merupakn tmpat pertemuan dua rangkaian pegunungan dunia, yaitu Sirkum Mediterania (Alpen-Banda) dan deretan Sirkum Pasifik (Lingkar Pasifik).
D.    PROSES PERAMBANTAN GEMPA BUMI
Pusat gempa mengeluarkan gelombang gempa dengan jenis berbeda yang menyebabkan batuan yang dilintasinya bergetar dengan cara berbeda. Jika gempa mengoncang bantuan sepanjang suatu sesar, guncangan diteuskan oleh getaran yang disebut gelombang seismic. Gelombang merambat ke segala arah dari sumber gempa. Separti riak yang etrjadi bila kerikil dijatuhkan di kolam, gelombang itu menyebar secara konsentaris. Ada yang merambat lewat bagian dalam bumi, ada pula yang merambat sepanjang permukaannya.

Dengan seismograf, ahli geologi telah mengidentifikasi tiga jenis utama gelomnbang seismic. Getaran pertama yang mencapai seismograf ada;lah gelombang kompresi atau gelombang primer (P). Gelombang P bergerak melalui batuan dengan memanfaatkan dan memuaikan batuannya sendiri.
Gelombang yang berikutnya sampai adalah gelombang sekunder (S), berupa gelombang geer. Gelombang S merambat menembus batuan dengan gerakan naik-turun. Kalau gelombang P dan S  mencapai ermukaan, sebagian berubah menjadi gelombang seismic jenis ketiga, yaitu gelombang permukaan love dan Rayleight. Gelombang permukaan (gelombang love) bergerak paling lamban denganpola gerakan menghentak bolak balik seperti jalan menyamping ular bandotan gurun, tetapi paling merusak. Gelombang love dapat mengelilingi bumi sebelum mereda. Gelombang Rayleight bergerk naik-turun seperti gelombang samudera.
Gelombang P denga gampang merambati zat padat dan cair, tetapi gelombang S hanya merambati zat padat saja. Pada umumnya makin rapat dank eras batunya, makin cepat perambatnnya. Gelombnag P membutuhkan kira-kira 19 menit (kecepatan rambatnya 6 km/detik) untuk mencapai sisi sebalik bumi. Gelombnag S (kecepatan rambatnya sekitar 3 km/detik), terhenti pada batas inti luar yang cair, di tempat itu energinya mungkin diubah menjadi panas. Gelombnag P dan S sering disebut sebagai gelombang badan.
Pada peta gempa terdapat garis yang disebut garis isoseista, yaitu garis yang menghubungkan tempat-tempat di permukaan bumi yang menderita kerusakan yang sama akibat gempa. Garis tersebut biasanya betbentuk garis patah karena kepadatan batuan pada kerak bumi yang dilalui gelombnag gempa. Setiap siesta diberi tanda angka romawi, yang terdekat dengn episentrum diberi angka terbesar, berangsur-angsur mengecil ke arah luar.
Garis pada peta yang menghubungkan tempat di permukaan bumi yang mencatat gelombnag primer pada waktu yang sama disebut homoseista. Manfaat homoseista ini bias digunakan untuk menentukan letak episentrum, yaitu dengan menentukan tiga tempat yang terletak pada satu homoseismika.
Klasifikasi gempa berdasarkan jarak focus atau kedalaman hiposentrumnya adalah sebagai berikut:
1.      Gempa dalam dengan kedalaman lebih dari 300 km
2.      Gempa intermedier dengan kedalaman 100 km-300 km
3.      Gempa dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 km
Klasifikasi gempa berdasarkan jarak episentrumnya adalah sebagai berikut:
1.      Gempa local denganjarak episentrumnya kurang dari 10.000 km
2.      Gempa jauh dengan jarak episentrumnyan10.000 km
3.      Gempa sangat jauh bila jaraknya lebih dari 10.000 km


E.     JALUR GEMPA DI INDONESIA
Menurut hasil penelitian para ahli geologi, lempeng Indo-Australia di dasar samudera sebelah selatan Indonesia telah bertabrakan dengan lempeng Eurasia (daratan benua Eropa-Asia) di sepanjang lempang bagian selatan Indonesia. Di tempat ini lempeng Indo-Australia mendesak dan menyusup ke bawah Kepulauan Indonesia.
Proses bertabrakan yang kemudian terjadinya penyusupan suatu lempeng benua ke lempeng benua lainnya sering disebut penunjaman (subduction). Penunjaman  lempeng Indo-Australia ke bawah kepulauan Indonesia sudah berjalan lam dan diperkirakan  mulai 70 juta tahun yang lalu dengan kedalaman sekitar 1.200 km. Peristiwa serupa juga terjadi di kawasan Indonesia bagian timur, tepatnya di sekitar Kepualuan Maluku,Sulawaei, dan Irian Jaya. Di daerah ini lempeng Pasifik mengalami penunjaman ke bawah lempang Eurasia.
Proses penunjaman tersebut menimbulkan getaran atau gempa bumi di Indonesia dan melepaskan panas yang menyebabkan meletusnya batuan, sehingga menghasilkan magma.
Jalur gempa bumi di Indonesia yang posisinya mengikuti sirkum mediterania adalah daerah pulau Sumatera sebelah barat, Pulau Jawa sebelah selatan , Bali, NTT, NTB. Beberapa tempat tersebut pernah mengalami gempa bumi dengan hiposentrum yang dangklal misalnya di Padang (Sumatera) Cianjur dan Garut (Jawa Barat), Bali, dan Flores (NTT).
Jalur gempa bumi di Indonesia yang posisinya mengikuti Sirkum Pasifik adalah daerah Maluku, Papua (Irian Jaya), serta Sulawesi seelah utara dan selatan.
Daerah yang erlatif aman dari ancaman gempa bumi jika dibandingan dengan beberapa pulau lainnya adalah Pulau Kalimantan, karena Pualu Kalimantan letaknya jauh dari tempat lempeng bertumbubrukan, sehingga hamper tidak terdapat hiposentrum gempa.
F.      TANDA-TANDA ALAM SEBELUM GEMPA BUMI
Sampai saat ini ilmu pengetahuan belum dapat memperkirakan wktu dan lokasi terjadinya gempa bumi. Selama ini yang bias dilakukan adalah menghitung besar, dampak, dan perulangan gempa bumi sehingga bias diketahui siklus terjadinya. Contohnya, siklus gempa bumi di sekitar Mentawai. Berdasarkan penelitian geolog diketahui siklus gempa bumi di Mentawai terjadi pada tahun 1381, 1608, dan paling terakhir  tahun 1833. Dan dari data tersebut dapat dihitung kapan selanjutnya akan terjadi yaitu 20-300 tahun lagi (sekitar 2083-2183).
Adapun tanda-tanda alam yang akan muncul sebelum gema adalah sebagai berikut:
1.      Awan Tegak Lurus
Hal ini terjadi saat gempa besar di Yogyakarta pada tanggal 27 Mei 2006. Sekelompok orang melihat awan tegak lurus di angkasa sebelum terjadi gempa tersebut. Hal ini juga terjadi ketika gempa bumi di Kobe, Jepang pada tanggal 17 Januari 1995.
2.      Perilaku Binatang Tertentu
Ketika lele gelisah mereka akan naik ke permukaan. Masyarakat Jepang meyakini ini sebagai pertanda akan munculnya gempa, karena lele lebih peka disbanding manusia. Pada saat terjadi gempa di Aceh, yang kemudian menimbulkan tsunami, juga dikabarkan burung camar dan gajah menjauh dari lautan. Itu adalah insting hewan untuk menyelamatkan diri dari bahaya yang akan mengancamnya.
Selain tanda-tanda sebelum gempa adapula tanda-tanda sesudah gempa, misalnya suara-suara alam tertentu. Suara gulung timbajatuh, pernah didengar oleh masyat=rakat Imogiri, Bantul, setelah terjadi gempa Yogyakarta. Suara ini kemungkinan terjadi karena terjadi resonansi di dalam rongga-rongga yang ada di bawah tanah ketika terjadi getaran gempa. Suara gemerincing di dasar laut yang disebabkan oleh gelombang bunyi, ketika pusat gempa terdapat di dasar laut.
G.    AKIBAT YANG DITIMBULKAN GEMPA BUMI
Gempa bumi sebagai suatu kekuatan alam, telah menimbulkan bencana yang besar di berbagai belahan bumi. Korban jiwa, harta benda, serta kerusakan fasilitas umum seperti jalan, jembatan, dan sebagainya tidak dapat dihitung nilainya akibat gempa bumi, karena jumlahnya yang demikian besar.
Gempa bumi menengah dan kuat yang terjadi di dekat daratan akan menimbulkan kerusakan secara fisik yang hebat, misalnya rumah runtuh, tembiok roboh, seluruh bangunan terbelah, , berbagai banguna  banyak yang roboh, jalan raya terputus, waduk jebol dan banjir besar, serta punggung bukit hancur. Gempa bumi juga dapat menimbulkan bencana sekunder, misalnya terputusnya jaringan air minum, telepon, kebakaran, ledakan, dan kekeringan.
Gempa bumi yang kuat apabila terjadi di dasar laut dapat menimbulkan  gelombang laut yang besar atau disebut tsunami. Tsunami dapat menimbulkan bencana yang hebat, yaitu terendamnya dan hancurnya bangunan-bangunan di sekitar pantai. Kapal laut yang berada di daerah bencana tsunami juga dapat terlempar, terdampar ke daratan, atau tenggelam.
H.    ALAT PENGUKUR GEMPA BUMI
Alat untuk mengukur gempa bumi adalah seismograf. Seismograf ada dua jenis, yakni seismograf vertical dan horizontal. Untuk mengukur gempa bumi diperlukan satu seismograf vertical dan dua seismograf horizontal, masing-masing dipasang dengan posisi arah timur-barat dan satunya lagi dipasang dengan posisi utara-selatan.

I.         HAL YANG HARUS DI LAKUKAN SAAT GEMPA BUMI
            Apabila terjadi gempa bumi maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
1.  
1.         Bila Berda Di Luar Ruangan
Jauhi bangunan tinggi, dinding, tebing terjal, pusat listrik, dan tiang listrik, papan reklamae, pohon yang tinggi dan sebagainya. Usahakan dapat mencapai daerah yang terbuka.
2.         Bila Berada Di Dalam Ruangan Umum
Jangan panic dan jangan barlari keluar karana kemungkinan dipenuhi orang. Jauhi benda-benda yang mudah tergelincir seperti rak, lemari, jendela kaca dan sebagainya.
3.         Bila Sedang Mengendarai Kendaraan
Segera hentikan kendaraan di tempat yang terbuka. Janagan berhenti di atas jembatan atau dibawah jembatan laying / jembatan penyebrangan.
4.         Apabila Sedang Di Tempat Umum
Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari pegawai atau satpam.
5.         Apabila Sedang Berada Di Dalam Lift
Jangan pernah menggunakan lift saat terjadi gempa bumi. Lebih baik menggunakan tangga darurat. Apabila anda merasakan getaraan saat berda dalam lift maka tekanlah semua tombol. Ketika lift berhenti keluarlah, lihat keamananya dan mengungsilah. Jika anda terjebak dalam lift hubungi meneger gedung gedung dengan menggunakan interphone jika tersedia.
6.         Bila Sedang berada dalam Kereta Api
Berpegangan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh seandainya kereta dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta. Setelah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan.
7.         Bila Berada di Alam Terbuka
Bila sedang berda di gunung, ada kemungkinan terjadinya longsor. Menjauhlah langsung ke tempat aman. Dan jika sedang di pesisir pantai bahayanya dating dari Tsunami. Jika merasakan getaran dan tanda-tanda Tsunami tampak, cepatlah mengungsi kedataran yang lebih tinggi.
8.         Beri Pertolongan
Sudah dapat diramalkan bahwa banyak orang akan cedera saat terjadi gempa bumi besar. Karena kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan, dating ke tempat kejadian maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang di sekitar anda.
9.         Evakuasi
Tempat-tempat pengungsian biasanya telah diatur oleh pemerintah daerah. Pengungsian perlu dilakukan jika kebakaran meluas akibat gempa bumi. Pada prinsipnya, evakuasi dilakukan dengan berjalan kaki dibawah kawalan petugas polisi atau instansi pemerintah. Bawalah barang-barang secukupnya.
10.     Dengarkan Informasi
Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertingkah sesuai dengan informasi yang benar. Anda dapat memperoleh informasi yang benar dari pihak berwnang.

BAB III
SIMPULAN

Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itu lah gempa bumi akan terjadi.
Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada
beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak.
Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.


DAFTAR PUSTAKA

Ratna, S.Pd. (2011). Modul Star  Ilmu Pengetahuan Alam. Solo : PT. Putra Keratonan