Pages

Powered By Blogger

Minggu, 03 Juni 2012

Peta Global Wujud Globalisasi Dunia Pemetaan

Mudik, plesiran, jalan-jalan ataupun apa namanya selalu melibatkan perjalanan dan tidak jarang muncul permasalahan mencari arah atau kebutuhan informasi geospasial tempat-tempat yang dituju. Jika kita mencari informasi ini dalam peta-peta konvensional ataupun peta digital produk lokal/nasional seringkali berujung pada kekecewaan. Informasi yang kita cari susah ditemukan, kalaupun akhirnya menemukannya ternyata harus melalui kerja keras dan harga yang cukup mahal.
Permasalahan ini dapat diatasi dengan memanfaatkan peta global, misal: Google Earth dan Microsoft Encarta. Kita bisa terbang kemana saja di atas permukaan bumi dengan sangat cepat tanpa melakukan kunjungan yang sesungguhnya ke tempat yang dimaksud. Kita bisa memandang tempat yang kita tuju dari ketinggian berapapun yang kita suka. Selanjutnya jika diperlukan informasi lain (misal toponimi, sejarah, pemerintahan, suhu dsb) Microsoft Encarta dapat dipakai untuk mendapatkan informasi yang dimaksud.
Selanjutnya, jika kita membutuhkan informasi ketinggian topografi, maka kita dapat menggunakan data The Shuttle Radar Topography Mission (SRTM) atau ETOPO-2. Apabila ingin membuktikan atau mengetahui posisi secara real time, kita dapat menggunakan peralatan Global Positioning System (GPS).

Para ilmuwan banyak memanfaatkan peta global ini dalam melakukan presentasi ilmiahnya. Demikian juga media masa mulai banyak menggunakan peta global untuk memperjelas lokasi kejadian secara geospasial sehingga lebih menarik untuk pembaca.
Pendek kata, era globalisasi dunia pemetaan kini telah nyata dimulai dengan hadirnya peta-peta global yang mampu menarik banyak pengguna dari berbagai kalangan, bahkan dengan harga yang relatif terjangkau. Inilah kenyataan, bahwa peran peta lokal/nasional baik yang konvensional maupun digital mulai tergeser. Bagaimana dengan 10 tahun mendatang? atau 20 tahun mendatang? Pertanyaan ini perlu dipersiapkan oleh industri-industri pemetaan lokal/Nasional, termasuk BAKOSURTANAL perlu memikirnya dengan baik.
Google Earth (http://earth.google.com)
Mimpi yang menjadi kenyataan. Itulah komentar banyak orang setelah memakai dan menjajal kemampuan Google Earth. Ketika masa kanak-kanak, mungkin kita sempat mempunyai mimpi untuk bisa terbang ke udara melihat keindahan kota atau tempat-tempat tertentu dari ketinggian berapa saja yang kita inginkan. Mimpi itu secara virtual kini terwujud ketika kita melakukan tour dengan google. Di tempat-tempat tertentu bahkan telah disertai dengan peta vektor beserta toponiminya. Bisa jadi, dalam 10 tahun mendatang seluruh muka bumi dapat diliput dengan citra ketelitian tinggi. Gambar 1. menunjukkan Istana Merdeka dan sekitarnya di Medan Merdeka Utara dilihat dari ketinggian 1 km.
Terkait isinya, Google Earth merupakan program virtual berisi beragam peta dari seluruh wilayah di muka bumi. Citra peta ini didapat dari citra satelit, foto udara dan penerapan teknologi Sistem Informasi Geografi. Teknologi Google Earth banyak digunakan untuk membantu berbagai kegiatan pekerjaan seperti penyajian informasi pada saat pembuatan perencanaan, juga membantu memecahkan masalah yang berkaitan kekacauan teritorial. Google Earth juga bisa digunakan untuk membantu membuat keputusan mengenai lokasi perumahan baru. Informasi bisa ditampilkan secara ringkas dan jelas berupa gambar peta, yang flexibel.

Citra dengan resolusi tinggi yang disajikan Google Earth beserta informasi koordinatnya, membuat orang bertanya-tanya: “Masih adakah tempat rahasia di muka bumi ini?”. Untuk keperluan intelejen dan militer, Google Earth sungguh sangat banyak membantu. Akan tetapi sesuatu yang dulunya hanya diketahui oleh para intelejen, kini masyarakat umum dengan sangat mudah untuk mendapatkan informasi itu.
Dengan tampilan yang berbeda, Microsoft Encarta memberikan sajian menarik pula. Dengan sistem software yang disiapkan, kita dengan cepat dapat mencari lokasi geografis yang kita inginkan di seluruh permukaan bumi. Software ini bahkan menyediakan sistem enciklopedi dengan sangat luas. Kondisi penduduk, pemerintahan, keadaan cuaca, agama, etnis, sejarah, tempat-tempat penting dan lain-lainnya dapat kita dapatkan dalam Microsoft Encarta.
Derasnya arus globalisasi, tidak menutup kemungkinan bahwa Microsoft Encarta akan semakin banyak data yang dimuat, semakin akurat dan semakin detil. Bagaimana dengan 10 tahun mendatang? Bisa jadi Peta global Microsoft Encarta atau program yang sejenisnya mampu menampilkan peta dengan skala 1:25.000 atau bahkan lebih detil lagi di seluruh permukaan bumi dengan beragam pengguna.
SRTM (http://www2.jpl.nasa.gov/srtm/) dan ETOPO-2
Data SRTM adalah data elevasi muka tanah (land Topography) yang hampir menyeluruh di permukaan bumi dengan resolusi tinggi 3 detik (≈90m). Data ini diperoleh dari sistem radar yang dipasang pada Pesawat Ruang Angkasa selama 11 hari misinya pada Februari 2000. Sedangkan ETOPO2 adalah basisdata atau model bathimetri dan topografi yang mencakup seluruh permukaan bumi dengan resolusi 2 menit x 2 menit. Data ini dimodelkan dari berbagai sumber baik dari hasil survei lapangan maupun pemodekan dari data satelit altimetri. Data SRTM dan ETOPO-2 dapat digabungkan untuk memperoleh data elevasi baik di darat maupun di laut dengan cukup baik.
Keunggulan Peta Global Peta/data geospasial global semisal Google Earth, Encarta, SRTM Etopo dan lain-lain merupakan suatu pilihan baru dalam dunia pemetaan. Peta global ini dibandingkan peta konvensinal maupun digital lokal/nasional mempunyai keunggulan sebagai berikut:
1. Ramah pemakai (User Friendly)

Peta global menyajikan sistem software yang sangat ramah untuk pemakai. Para pengguna yang tidak mempunyai latar belakang tentang pemetaanpun dengan mudah dapat mengoperasikan. Cara penggunaan peta bahkan tidak perlu diintroduksikan secara berlebihan. Misal, untuk mengukur jarak antar dua tempat pengguna tinggal menarik kursor mouse dari satu tempat ke tempat lainnya. Software akan menyajikan data jarak dua tempat yang dimaksud dengan sangat gamblang. Lainnya halnya dalam peta konvensional, untuk keperluan semacam ini pengguna diharuskan mengkonversikan jarak di atas peta ke jarak yang sebenarnya dengan memperhitungkan skala peta dan proyeksi yang dipakai dalam peta tersebut.
2. Murah

Data ditawarkan dengan sangat murah, atau bahkan “GRATIS”. Kalaupun software dimaksud harus berlisensi, ditawarkan dengan harga yang relatif terjangkau.
3. Sistem Basisdata/manejemen File

Sistem data yang sangat cepat dan mudah diakses oleh pengguna. Peta Global menyajikan data dalam basisdata/manejemen File yang bisa di download atau dipindahkan ke komputer pengguna.
4. Cakupan data seluruh dunia

Sudah jelas, bahwasanya peta global mencakup data seluruh dunia. Meskipun demikian tidak menyebabkan akses data itu lambat.
5. Mudah didapatkan

Melalui internet atau membeli CD-ROM berlisensi, peta global ini dapat diperoleh dengan mudah.
6. Kualitas hasil yang memadai

Kualitas peta yang ditampilkan cukup memadai untuk berbagai macam publikasi dan keperluan pengguna.

 http://www.bakosurtanal.go.id/bakosurtanal/peta-global-wujud-globalisasi-dunia-pemetaan/

BAKOSURTANAL

BAKOSURTANAL dibentuk berdasar Keppres No. 63 tahun 1969 tanggal 17 Oktober 1969 (diperingati sebagai ulang tahun BAKOSURTANAL).
 Pertimbangan pembentukan BAKOSURTANAL, yaitu: 
  1. Perlu adanya koordinasi dalam kegiatan dan pelaksanaan tugas surta (survei dan pemetaan) sehingga dapat tercapai adanya effisiensi serta penghematan pengeluaran keuangan negara; 
  2. Terkait dengan itu, dalam rangka penertiban aparatur pemerintahan, dipandang perlu untuk meninjau kembali kedudukan tugas dan fungsi badan-badan yang melakukan kegiatan surta untuk dipersatukan dalam suatu badan koordinasi surta nasional.
Hingga kini BAKOSURTANAL telah dipimpin oleh 5 kepala (dulu ketua), yaitu :
1.      Ir. Pranoto Asmoro (1969-1984),
2.      Prof. Dr. Ir. Jacub Rais, M.Sc. (1984-1993),
3.      Dr. Ir. Paul Suharto (1993-1999),
4.      Prof. Dr. Ir. Joenil Kahar (1999-2002),  
5.      Ir. Rudolf Wennemar Matindas, M.Sc. (2002-2010),
6.      Dr. Asep Karsidi, M.Sc. (2010-sekarang). 
Visi:
"Data dan informasi geospasial terintegrasi secara nasional dan mudah diakses 2025"
Misi:
  1. Mewujudkan penyelenggaraan informasi geospasial yang tersandar;
  2. Membangun data dan informasi geospsial dasar dan informasi geospasial tematik sesuai kebutuhan nasional yang dapat dipertanggungjawabkan serta mudah diakses;
  3. Mewujudkan jaringan informasi geospasial antar simpul jaringan yang andal; dan
  4. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, kualitas penelitian dan pengembangan dalam penyelenggaraan data dan informasi geospasial.
Tugas:
BAKOSURTANAL mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang survei dan pemetaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Fungsi:
  1. pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang survei dan pemetaan;
  2. pembangunan infrastruktur data spasial nasional;
  3. koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BAKOSURTANAL;
  4. pemantauan, pemberian bimbingan, dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang survei dan pemetaan nasional;
  5. pelaksanaan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan, dan rumah tangga.
Sampai saat ini BAKOSURTANAL telah mengadakan kerjasama dengan berbagai pihak, antara lain :
a.       Instansi Pusat
b.      Pemerintah Daerah
c.       Akademis
d.      Swasta
e.       Luar Negeri
BAKOSURTANAL juga menjalin hubungan baik dengan APSPI (Asosiasi Perusahaan survei dan Pemetaan Indonesia) sebagai mitra kerja. Asosiasi ini beranggotakan 121 perusahaan survei dan pemetaan di Indonesia
Sistem Penomoran Indeks Peta
Menurut PP 10 Tahun 2000 disebutkan bahwa peta adalah suatu gambaran dari unsur-unsur alam dan atau buatan manusia, yang berada di atas maupun di bawah permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dengan skala tertentu.
Salah satu peta yang dihasilkan oleh BAKOSURTANAL adalah Peta Rupabumi Indonesia (RBI). Peta RBI yang dihasilkan oleh BAKOSURTANALmeliputi skala 1:1.000.000, 1:250.000, 1:100.000, 1:50.000, 1:25.000 dan 1:10.000 dimana seluruh wilayah Indonesia dibagi ke dalam grid-grid ukuran peta yang sistematis.
Semua lembar peta tepat antara satu dengan lainnya, demikian pula ukurannya sama untuk setiap lembar. Ukuran lembar peta tergantung dari skala peta yang dibuat. Ukuran lembar Peta Rupabumi Indonesia mengacu pada sistem grid UTM seperti pada Tabel 1.
Skala Peta
Ukuran Lintang (L)
Ukuran Bujur (B)
1 : 1.000.000
4 °
6 °
1 : 500.000
2 °
3 °
1 : 250.000
1 °
1 ° 30’
1 : 100.000
30‘
30’
1 : 50.000
15’
15’
1 : 25.000
7’ 30”
7’ 30”
1 : 10.000
2’ 30”
2’ 30”

Tabel 1. Ukuran lembar peta berdasarkan skala peta

Hasil Penelitian

Produk
contoh
Peta RBI
Sentra Peta Bakosurtanal. Menyediakan Peta Dasar Rupabumi, Peta Tematik, Atlas, Peta Lingkungan Pantai Indonesia, Peta Lingkungan Laut Nasional, Peta Kebencanaan, Dokumen Standar Pemetaan, Foto Udara Radar, Jasa Survei Pemetaan
Peta Rupabumi Indonesia (RBI) adalah peta topografi yang menampilkan sebagian unsur-unsur alam dan buatan manusia di wilayah NKRI. Unsur-unsur kenampakan rupabumi dapat dikelompokkan menjadi 7 tema, yaitu:
Unsur-unsur kenampakan rupabumi dapat dikelompokkan menjadi 7 tema, yaitu:
  • Tema 1: Penutup lahan: area tutupan lahan seperti hutan, sawah, pemukiman dan sebagainya
  • Tema 2: Hidrografi: meliputi unsur perairan seperti sungai, danau, garis pantai dan sebagainya
  • Tema 3: Hipsografi: data ketinggian seperti titik tinggi dan konturb
  • Tema 4: Bangunan: gedung, rumah dan bangunan perkantoran dan budaya lainnya
  • Tema 5: Transportasi dan Utilitas: jaringan jalan, kereta api, kabel transmisi dan jembatan
  • Tema 6: Batas administrasi: batas negara provinsi, kota/kabupaten, kecamatan dan desa
  • Tema 7: Toponimi: nama-nama geografi seperti nama pulau, nama selat, nama gunung dan sebagainya

Peraturan Perundang-Undangan Surta

BAKOSURTANAL



Jenis dan Tarif atas Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional
Tugas, Fungsi dan Kewenangan Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional


Organisasi dan Tata Kerja Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional


Perubahan atas Keputusan Kepala Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional Nomor : OT.01.01/01-KA/I/2001  Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional


Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Geomatika Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional


Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan Survei dan Pemetaan Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional



PETA



Undang-Undang No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial


RUU IG (untuk DPR) dan Naskah Akademik


Jaringan Data Spasial Nasional (english version)


Tim Nasional Pembakuan Nama Rupabumi




Tingkat Ketelitian Peta untuk Penataan Ruang Wilayah


Pembubaran "Raad en Directorium Voor Het Meeten Kaarteerwezeen" dan Pembentukan "Dewan Pengukuran dan Penggambaran Peta" dan Direktorium untuk Pengukuran dan Penggambaran Peta"


KEPPRES 248/1967
Penghapusan Direktorium Pengukuran dan Penggambaran Peta





TATA RUANG



Penataan Ruang


Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional


Pelaksanaan Hak dan Kewajiban, serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang


Koordinasi Pengelolaan Tata Ruang Nasional


Tim Koordinasi Tata Ruang Nasional


Penetapan Rencana Umum Tata Ruang Kawasan Puncak

Pusat Pelayanan Jasa dan Informasi BAKOSURTANAL
Jl. Raya Jakarta - Bogor KM. 46 Cibinong 16911, INDONESIA
Telp. 021-8753155 atau 021-8752062 ext.3608/3611/3103
Fax. 021-87908988/87916647